Athena, 29 Maret/11 April, 2022
Untuk dibacakan di Gereja
Protokol No. 3181
PESAN KEBANGKITAN (PASKAH) TAHUN 2022
“Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman” (Yohanes 6:40)
Para Romo dan Saudara-saudara terkasih didalam nama Tuhan Yang Telah Bangkit:
Sekali lagi, hari Kebangkitan Tuhan , hari yang membawa sukacita kepada dunia, hari yang memberi terang tak terperikan, telah tiba. Tentunya, tidaklah mungkin bahwa Kristus Juruselamat kita, yang secara berkuasa telah menjanjikan di dalam pengajaran-Nya bahwa ia akan membangkitnya umat-Nya yang beriman, tidak akan akan membangkitkan
diri-Nya oleh kuasa-Nya sendiri. Sebagai manusia Ia menderita, disalibkan, dan dikuburkan, tetapi sebagai Allah Ia bangkit dan menganugerahkan pada kita hidup kekal yang tak terbinasakan dan tanpa akhir.
Ia datang ke bumi sebagai Allah-Manusia demi memenuhi kehendak Allah Sang Bapa dan untuk menyatakan kemuliaan-Nya, “kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14). Sang Putra dan Sabda Allah menjadi manusia sehingga bagi mereka yang dengan rela dan berdasarkan pilihan bebas mereka sendiri menerima Dia, Ia akan mengaruniakan pengangkatan dalam keanakan Ilahi, yaitu menjadi “anak-anak Allah” (Yohanes 1:12). Kehendak Bapa ialah bahwa tidak seorangpun yang akan terhilang, tetapi bahwa semua akan beroleh kebangkitan: bahwa mereka harus melihat dan percaya kepada Putra-Nya sebagai “Allah sejati yang keluar dari Allah sejati”, sehingga boleh beroleh hidup yang kekal dan akan dibangkitkan pada Hari Terakhir, yaitu Hari Penghakiman (Yohanes 6: 39-40).
Semua orang pasti akan dibangkitkan pada Kedatangan Kedua yang gemilang, baik orang saleh maupun orang berdosa: mereka yang saleh “akan bangkit untuk hidup yang kekal”, dan mereka yang berdosa “akan bangkit untuk dihukum” (Yohanes 5:29), mereka yang saleh bangkit untuk diangkat kepada persekutuan kekal dan kehidupan bersama Allah di dalam Kerajaan-Nya, sedangkan mereka yang berdosa bangkit untuk dihukum
dalam siksaan yang kekal (bdk. Matius 25:31-46).
Dalam hidup ini, kita melihat Sang Putra dengan mata rohani iman kita, yang dibukakan melalui perjuangan untuk pembersihan dari berbagai hawa nafsu dan melalui perbuatanperbuatan baik. Jika tidak demikian, tentulah mata rohani kita tetap tertutup dan tidak mampu menerima ajaran-ajaran Iman yang melampaui nalar, belum lagi memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitar kita, sesama kita, saudara-saudara kita “yang paling hina” yang juga adalah gambar Allah.
Sang “Sumber Mata Air Kehidupan” kita, yaitu Tuhan dan Allah kita, demi menunjukkan kepada kita sarana panunggalan-Nya dengan kita, meyakinkan kita bahwa Ia adalah “Roti Hidup” (Yohanes 6:48), yang “turun dari Sorga, sehingga barang siapa yang memakannya tidak akan mati” (Yohanes 6:50). Dan Ia melanjutkan pengungkapan itu :
“Akulah Roti Hidup yang telah turun dari Sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (Yohanes 6:51).
Kristus, Sang Allah-Manusia merayakan Perjamuan Mistika dan menjadi kurban di atas Salib demi memberikan pada kita daging-Nya sendiri yang dipersatukan dengan keIlahian, sehingga kita bisa menjadi anggota persekutuan dan pengambil bagian dari hidup Ilahi. Ia mati untuk menaklukkan maut dan dibangkitkan untuk mengaruniakan pada
kita kebangkitan. Tetapi, jika kita tidak makan daging-Nya dan minum darah-Nya, kita tidak akan memiliki hidup yang kekal: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.” (Yohanes 6:54-55).
Sangatlah jelas bahwa demi kepastian kita menerima hidup kekal, penerimaan kita akan misteri yang mengilahikan dan mengaruniakan Roh Kudus kepada kita adalah hal yang tidak dapat ditawar-tawar. Hanya dengan jalan inilah kelaparan dan kehausan rohani kita akan hidup kekal yang penuh keberkatan dapat dipuaskan dan dimana kita memiliki antisipasi akan kehidupan kekal ini di dalam diri kita di kehidupan sekarang ini.
Anak-anak didalam Tuhan Yang Telah Bangkit:
Agar dapat ambil bagian dalam Perjamuan Paskah Gereja kita dan untuk merayakan kebangkitan Kristus dan kebangkitan keberadaan kita yang sejati, haruslah kita tinggal dalam pertobatan dan takut akan Allah. Inilah sumbangsih kita sebagai prasyarat mendasar bagi ikut ambil bagiannya kita dalam peristiwa itu. Kita telah berpuasa dan mempersiapkan diri kita untuk mencapai hari Paskah yang gemilang, tetapi perjuangan kita belum selesai, pada hakikatnya perjuangan itu belum berakhir. Selama hati nurani kita tetap dalam keadaan baik dan tidak terhukum, jiwa kita menerima janji setia akan kebangkitan itu, sejauh kita mendekat kepada Allah, dan sejauh kita melepaskan diri kita dari perbudakan dosa.
Musuh kita si Iblis tidak pernah berhenti untuk menciptakan bergunung-gunung halangan mental: bahwasanya dosa itu adalah suatu jalan hidup, suatu yang tidak bisa kita atasi; bahwa pengejaran akan hidup di dalam Kristus merupakan suatu hal yang berbahaya dan menimbulkan ketakutan dalam hidup ini–ketakutan akan kesejahteraan, ketakutan akan hubungan-hubungan dan aspirasi-aspirasi, dan bahkan ketakutan akan kehidupan
biologis itu sendiri, bahwa kita bisa sakit, kita bisa kelaparan, kita bisa terjebak dalam berbagai perang yang sekarang sedang pecah, bahwa kita tidak bisa bergerak dan bekerja tanpa halangan, bahwa kita mungkin tidak punya waktu untuk mewujudkan impian-impian dan harapan-harapan kita…
Namun demikian, bahkan seandainya pun keadaan-keadaan tersebut mungkin terjadi, mereka tidak memiliki kekuatan yang besar. Tidak seorang pun yang dapat mengambil dari kita iman, pengharapan dan kasih. Tidak seorangpun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (Roma 8:35-39). Keadaan-keadaan itu hanyalah ancaman yang menipu. Janganlah kita jatuh ke dalam perangkap keraguan dan kompromi. Marilah kita
maju dengan kesabaran dan keberanian kemana Tuhan Yang Telah Bangkit memanggil kita: kepada Salib dan Kebangkitan yang dipastikan oleh roh pertobatan yang hidup di dalam kita. Maka sukacita dan kesempurnaan Kebangkitan akan mengangkat kita kepada sukacita ilahi akan pengharapan kita: pada kemenangan, pada kehidupan, dan pada Kerajaan yang kekal. Amin.
Kristus t’lah bangkit! Benar, Ia t’lah bangkit!
SINODE KUDUS
Episkop Agung
+KALLINIKOS dari Athena
Para Anggota
+YUSTINUS dari Euripos dan Euboa
+GERONTIOS dari Piraeus dan Salamis
+CHRYSOSTOMOS dari Attika dan Beotia
+GREGORIUS dari Tesalonika
+PHOTIOS dari Demetrias
+MOSES dari Toronto
+DEMETRIUS dari Amerika
+AMBROSIUS dari Filipi dan Maroniea
+KYPRIAN dari Oropos dan Phyle
+KLEMES dari Larisa dan Platamon
+AMBROSIUS dari Methone
+AUXENTIUS dari Etna dan Portland
+THEODOSIUS dari Bresthena
+CHRISTODOULOS dari Theoupolis
+MAXIMUS dari Pelagonia
[ditandatangani dan distempel sebagai SALINAN YANG SEBENARNYA]
Sekretaris Pertama Sinode Kudus
+Photios dari Demetrias
(diterjemahkan sesuai instruksi dari Yang Mulia Metropolitan Photios dari Demetrias dan restu dari Wakil Episkop untuk wilayah Indonesia Arkhimandrit Romo Daniel B.D. Byantoro)
Sekretaris Umum GOI-GGOC
SubDiakon Gregorius E.L