Diperingati pada 28 September (Julian)/11 oktober (Gregorian)
Rahib Chariton sang Pengaku mengalami aniaya bersama orang-orang Kristen lainnya di bawah rezim kaisar Galerius (305-311), Maximianus (305-311) dan Licinius (311-324). Teladan rahmat dari Martir Pertama Thekla (diperingati 24 September) yang kenangannya sangat dia – menginspirasinya.
Js. Chariton dengan berani mencela dewa-dewa pagan dan dengan kukuh mengakui iman kepada Satu Tuhan Yang Benar – Kristus Sang Juru Selamat. Akibatnya, Sang Pengaku Suci ini mengalami siksaan yang kejam, tetapi, melalui Penyelenggaraan Tuhan, dia tetap hidup. Ketika penganiayaan mereda, orang suci itu dibebaskan dari penjara dan dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan.
Dalam perjalanan ke Yerusalem untuk berziarah ke tempat-tempat suci, ia jatuh ke tangan para perampok. Mereka mengikatnya dan melemparkannya ke dalam gua, dengan niat untuk membunuhnya nanti, dan mereka meninggalkannya sendirian. Sambil menunggu kematian, orang suci itu berdoa dengan penuh semangat, dia mengucap syukur kepada Tuhan dan memohon agar dia melakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Pada saat itu, datanglah seekor ular merangkak ke dalam gua dan mulai meminum anggur dari sebuah bejana yang terletak di sana, meracuninya dengan racunnya yang mematikan. Setelah kembali ke gua, para perampok meminum anggur beracun dan mereka semua binasa. Js. Chariton, mengucap syukur kepada Tuhan, dan mulai bertapa di tempat penyelamatannya yang ajaib. Emas yang dijarah dari para perampok dia bagikan kepada orang miskin, dan di gua perampok itu kemudian dia membangun sebuah gereja, dan di sana juga iavmembangun sebuah biara – Namanya Tharan Laura yang terkenal di Palestina.
Rahib Chariton menyusun ustav (aturan) yang ketat untuk biaranya. Mendambakan kesendirian, biarawan itu pergi lebih jauh ke hutan belantara, tetapi di sana juga dia tidak menolak mereka yang meminta bimbingan spiritualnya, dan dia mendirikan dua biara lagi – Jerichon dan “Palm Laura”.
Di akhir hidupnya, Rahib Chariton bertapa di sebuah gua di sebuah bukit, di dekat biara Palm Laura, tetapi dia tidak berhenti membimbing ketiga biara yang didirikan olehnya. Secara tradisi, Rahib Chariton menyusun jabatan pengambilan sumpah monastik. Rahib Chariton Sang Pengaku meninggal dalam usia yang sangat tua dan dimakamkan, sesuai dengan keinginan terakhirnya, di biara Tharan di gereja, yang dibangun di tempat gua perampok.