
Diperingati setiap tanggal 13 Feb Julian/26 Feb Gregorian
Rahib suci Martinian memutuskan untuk tinggal di padang gurun pada usia 18 tahun, tidak jauh dari kota Kaisarea di Palestina. 25 tahun lamanya beliau mengabdikan diri untuk bertapa dalam keheningan. Atas kerja kerasnya dalam asketisme, Js Martinian dianugerahi karunia untuk menyembuhkan penyakit dan mengusir setan.
Namun iblis, musuh umat manusia tidak pernah berhenti mengganggu Rahib suci itu dengan berbagai godaan. Suatu hari, seorang wanita yang dikuasai roh pencabulan berusaha menggoda beliau, bahkan ia bertaruh jika berhasil menjatuhkan sang Rahib suci ke dalam dosa. Wanita itu bernama Zoe. Dengan bujuk rayu dan kecantikannya ia berusaha menggoda Js Martinian, tapi sang Rahib suci justru menyalakan api dan masuk ke dalamnya, sambil berkata:”kau ingin aku jatuh terbakar dalam api dosa,tapi aku memilih dibakar oleh api ini agar terjaga kemurnianku dan terjauhkan dari api neraka yang tak bisa padam!”
Melihat sikap sang Rahib suci,wanita itu terkejut karena tak menduga sang Rahib akan begitu teguh menolaknya.
Zoe si wanita yg dikuasai roh pencabulan itu menjadi sadar akan betapa jahat dirinya. Lalu ia memohon pengampunan serta bimbingan kepada Js Martinian agar ditunjukkan jalan keselamatan. Sang rahib suci menyuruhnya pergi ke Betlehem, dan masuk ke sebuah biara yang didirikan oleh Js Paula (26 Januari).
Di biara itu Js Zoe hidup sebagai rahibah selama 12 tahun dalam asketisme yang disiplin hingga beliau tertidur dengan damai di dalam Tuhan.
Setelah luka bakarnya pulih, Js Martinian tinggal di sebuah pulau karang di pesisir pantai. Para nelayan sering membawakannya makanan, dan sebagai ucapan terimakasih, beliau memberi keranjang buatannya sendiri.
Suatu hari ada kapal pecah dihantam badai, sang Rahib suci melihat seorang wanita bernama Photina terapung apung di antara pecahan kapal, lalu diselamatkanlah si wanita ke daratan.
Kepada Photina sang Rahib suci Martinian berkata,”aku akan meninggalkanmu disini sendiri, daripada aku tergoda oleh nafsu, bersabarlah, 2 bulan lagi akan ada kapal lewat yang menyelamatkanmu”, sang Rahib suci segera beranjak pergi lalu menceburkan dirinya ke laut. Sebelumnya,beliau juga meninggalkan roti dan air untuk persediaan Js Photina.
Setelah sang Rahib suci menceburkan diri ke laut dan berenang menjauh dari pulau, sepasang lumba-lumba membawanya ke daratan. Sampai di daratan, Js Martinian mengembara, dan tiba di Athena, di kota itu beliau jatuh sakit. Merasa kematian sudah dekat, beliau pergi ke gereja dan berbaring di lantai. Kuasa Tuhan mengungkapkan kepada Episkop Athena siapa sebenarnya Js Martinian, dan hierarki di kota itu memakamkan jasadnya dengan penuh hormat pada tahun 422.
Saat kapal tiba di pulau itu, Js Photina, tidak naik ke kapal dan justru memilih untuk tinggal di sana sendirian. Beliau meminta kepada istri kapten kapal supaya membawakannya pakaian pria dan wol. Beliau berniat akan membuat pakaian dari wol untuk keluarganya.Js Photina juga meminta istri sang kapten kapal untuk membawakannya roti dan air sebagai persediaan.
Demikianlah, Js Photina tinggal di pulau itu 6 tahun lamanya, hingga beliau tertidur di dalam Tuhan.
2 bulan setelah beliau wafat, kapten kapal
dan istrinya berniat menjenguk Js Photina, namun mereka berdua takjub saat menemukan relik sucinya yang tidak rusak. Sang kapten kapal dan istri lalu membawa relik suci Js Photina ke Kaisarea, Palestina. Atas Kuasa Tuhan, sang kapten kapal mendapat penglihatan yang mengungkap detail kehidupan Js Photina, lalu ia ceritakan semua kepada Episkop. Setelah itu, relik suci Js Photina dimakamkan dengan penuh penghormatan.
Troparion — Nada 8
Engkau tlah memadamkan api nafsu,ya Martinian yang terberkati, dengan cucuran air mata ; / Engkau menenangkan gelombang laut dan menangkis serangan binatang buas, dengan berkata: “Allah Yang Mahakuasa, Engkau sangat mulia, karena Engkau telah menyelamatkan aku dari api dan badai!”