+ diperingati Gereja Orthodox pada 24 Juni / 11 Juni (kalender Gereja purba)
Rasul suci Barnabas lahir di pulau Siprus (selatan Turki) dari keluarga Ibrani yang kaya. Nama aslinya adalah Yusuf. Ia mengenyam pendidikannya di Yerusalem. Ia tumbuh bersama temannya, Saulus (yang kemudian menjadi Rasul Paulus) dibawah bimbingan seorang guru yang terkemuka, Gamaliel. Yusuf orang yang saleh sejak masa mudanya, ia rutin mengunjungi Bait Suci, menjalankan puasa-puasa. Dimasa inilah Yesus Kristus mengawali misinya. Setelah melihat dan mendengar SabdaNya, Yusuf kemudian percaya kepada Yesus sebagai Mesias, ia sangat mengasihi Dia dan menjadi pengikutNya. Yesus memilihnya menjadi satu diantara “Tujuh Puluh Murid”. Disana dia menerima nama baru – Barnabas, yang dalam bahasa Ibrani berarti “anak penghiburan”.
Setelah Kenaikan Kristus ke Surga, Barnabas menjual tanah miliknya didekat Yerusalem dan memberikan uangnya kepada para Rasul, tanpa menyisakan apapun bagi dirinya sendiri (Kis. 4:36-37).Setelah Saulus bertobat, Saulus tiba di Yerusalem dan ia bergabung dengan para pengikut Kristus. Semua orang takut pada Saulus karena reputasinya yang terkenal sebagai penganiaya orang-orang Kristen. Tapi Barnabas yang datang kepada para Rasul bersamanya mengatakan, bagaimana Tuhan menampakkan diri kepada Saulus sewaktu perjalanan ke Damaskus (Kis. 9:26-28).
Setelah mendapat kepercayaan dari para Rasul, Js. Barnabas pergi ke Antiokia dan meyakinkan orang – orang beriman : “Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan,” (Kis. 11:23). Kemudian Barnabas pergi ke Tarsus (sekarang wilayah Turki), dan disana ia kemudian membawa Rasul Paulus ke kota Antiokia, dimana mereka mengajar orang-orang disana selama sekitar satu tahun. Disinilah para murid pertama kali disebut Kristen (Kis. 11:26). Ketika terjadi bencana kelaparan, Paulus dan Barnabas kembali ke Yerusalem untuk turut menolong. Waktu Herodes membunuh Rasul Yakobus (Zebedeus) untuk membuat senang orang-orang Yahudi, ia juga memenjarakan para Rasul seperti Rasul Petrus, Barnabas dan Paulus. Mereka dibimbing Malaikat Tuhan keluar dari penjara, kemudian bersembunyi di rumah Maria, bibi Barnabas. Kemudian ketika penganiayaan mulai agak mereda, mereka kembali ke Antiokia, dengan membawa serta Yohanes anak Maria, yang bernama asli Markus. Oleh ilham Roh Kudus, Barnabas dan Paulus dikhususkan bagi Tuhan pergi menjalankan tugas, “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka. Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.” (Kis. 13:2-3).
Sesampainya di Seleucia, mereka berlayar ke Siprus dan di kota Salamis mereka mewartakan Firman Allah di sinagog-sinagog Yahudi. Di Pagos ada seorang penyihir dan nabi palsu bernama Baryesus, yang memiliki hubungan dekat dengan gubernur (prokonsul) setempat, Sergios. Karena ingin mendengar Firman Allah, sang gubernur mengundang para janasuci menemuinya. Si penyihir itu mencoba mempengaruhi sang gubernur, tetapi Rasul Paulus dapat menyangkal si penyihir, yang kemudian melalui kata-katanya ia tiba-tiba menjadi buta. Sang gubernur itu lalu percaya kepada Kristus (Kis. 13:6-12). Dari Pafos, Barnabas dan Paulus berlayar ke Pergamum Pamfilia, dan mereka berkhotbah ke orang-orang Yahudi dan non-yahudi di Pisidian Antiokia dan di seluruh wilayah itu. Orang-orang Yahudi membuat kerusuhan dan mengusir Paulus dan Barnabas. Ketika sampai di Ikonium, para janasuci ini mengetahui orang-orang Yahudi hendak melempari mereka dengan batu, mereka lalu menarik diri ke Listra dan Derben. Disana Rasul Paulus menyembuhkan seorang laki-laki yang menderita lumpuh kakinya sejak lahir. Orang-orang disana menganggap dewa-dewa Zeus dan Hermes telah turun menjelma dalam rupa manusia dan diberikan korban persembahan. Tetapi para Rasul meyakinkan mereka agar tidak melakukannya (Kis. 14:8-18).
Ketika ada pertanyaan, perlukah orang-orang percaya dari non-yahudi harus disunat, Barnabas dan Paulus berangkat ke Yerusalem. Mereka disambut Para Rasul dan penatua. Mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman” (Kis. 14:27).
Setelah konsili (sidang) yang panjang, para Rasul memutuskan tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah – serta supaya menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan (Kis. 15: 19-29). Surat-surat dikirimkan Barnabas dan Paulus, dan mereka kembali berdakwah ke Antiokia, dan setelah beberapa waktu lamanya mereka ke kota-kota lain, dimana awalnya mereka pernah mengajar.
Rasul Barnabas ingin membawa Markus bersamanya, tetapi Rasul Paulus tidak, karena sejak awal dia pernah meninggalkan mereka. Terjadi perdebatan lalu mereka berpisah. Paulus kemudian membawa serta Silas dan pergi ke Syria dan Sisilia, sedangkan Barnabas bersama Markus ke Siprus (Kis. 15:36-41).
Setelah membuat pertumbuhan jumlah orang percaya meningkat pesat, Barnabas berangkat ke Roma, dimana ia kemungkinan yang pertama mewartakan Kristus disana. Barnabas mendirikan tahta keuskupan di Mediolanum (sekarang dikenal dg Milan di Italia), dan ketika kembali ke Siprus ia melanjutkan mewartakan Kristus Sang Juruselamat. Di Siprus, orang-orang yahudi yang marah menghasut orang-orang pagan melawan Barnabas, lalu mereka membawa dia jauh dari kota dan merajamnya dengan batu, kemudian membuat api pembakaran untuk membakar tubuhnya. Di kemudian waktu, Markus mendatangi tempat itu mengambil sisa tubuh Rasul Barnabas dan menguburkannya dalam sebuah goa, meletakkan salinan Injil Matius diatas dadanya, sesuai wasiatnya.
Rasul Barnabas meninggal sekitar tahun 62 masehi, diusia 76 tahun. Selama beberapa waktu yang lama, tempat penguburannya tak terurus. Tapi beberapa tanda muncul dari tempat ini. Tahun 448, ketika masa kaisar Zeno, Rasul Barnabas tiga kali nampak dalam visi kepada episkop agung Gereja Siprus, Anthymos dan menunjukkan tempat dimana dikuburkan relikwinya. Setelah menggali tempat yang ditunjukkan tersebut, orang-orang Kristen mendapati tubuh sang janasuci masih utuh, dan di dadanya terdapat Injil Matius. Sejak peristiwa inilah Gereja Siprus disebut Apostolik dalam sejarahnya dan menerima hak otonomi memilih pemimpinnya.