RENUNGAN SETIAP HARI DARI FIRMAN ALLAH MENURUT BACAAN GEREJA ORTHODOX
Oleh: Janasuci Theophan Sang Penyendiri
Penterjemah: Arkhimandrit Daniel B.D.Byantoro
Yesaya 5:7-16; Kejadian 4:8-15, Amsal 5:1-15
“Kata Kain kepada TUHAN: “Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung” (Kejadian 4:13),
Mungkinkah berkata seperti ini di hadapan Wajah Allah, yang tentu saja sangat ketat dalam keadil-benaranNya tetapi yang selalu siap untuk memberikan belas-kasihan kepada orang berdosa yang sungguh-sungguh bertobat?
Iri-hati mengkaburkan pemikiran-pemikiran yang masuk akal, dan pelanggaran yang disengaja mengeraskan hatinya dan, lihatlah Kain dengan sangat kasar dan tanpa sopan menjawab Allah sendiri “Apakah aku penjaga adikku?” (Kejadian 4:9).
Allah berkehendak untuk melunakkan hatinya yang membatu dengan palu penghakimanNya yang keras; tetapi Kain tidak mau menyerah dan, terkunci mati dalam kekasarannya, dia menyerahkan dirinya kepada nasib yang telah ia persiapkan bagi dirinya sendiri melalui iri-hati dan tindak pembunuhannya.
Apa yang mengherankan adalah bahwa setelah semuanya ini dia masih seperti semua orang yang lain:
– dia memiliki anak-anak,
– menegakkan suatu rumah tangga,
– dan mempertahankan hubungan-hubungan duniawi.
Namun tanda dari keterbuangannya dan keputus-asannya tetap berlanjut tinggal di atasnya. Jadi ini adalah masalah batiniah, yang terjadi dalam hati-nurani.
Ini keluar dari kesadaran akan hubungan seseorang dengan Allah, di bawah pengaruh dari hawa-nafsu yang sangat membebani, kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-perbuatan yang berdosa. Biarlah orang, khususnya, memperhatikan hal tersebut sekarang!
Tetapi bersamaan dengan itu biarlah orang membangkitkan keyakinan mereka bahwa tidak ada dosa yang dapat mengalahkan belas-kasihan Allah; namun demikian, baik waktu dan usaha keduanya dibutuhkan untuk melembutkan hati. Sungguhlah, yang ada hanyalah keselamatan atau kehancuran!