- THEOFANES SANG PENGAKU IMAN YANG TERHORMAT
Theophanes dikenal sebagai orang Sigria karena dia lahir di tempat bernama Sigriana. Ia merupakan kerabat Kaisar Leo orang Isauria dan anaknya, Kopronimos. Theofanes memiliki kekayaan dan kemegahan yang besar. Namun, semua itu tidak lagi berarti bagi Theofanes ketika Tuhan Kristus mulai memerintah dalam jiwanya. Dia menentang pernikahannya sendiri dan, ketika terpaksa menikah, ia berhasil membujuk istrinya untuk hidup bersama dalam kesucian, seperti saudara. Segera setelah orang tuanya meninggal, istrinya masuk biara dan ia sendiri menjadi biarawan. Biaranya terletak di Pegunungan Sigria, Provinsi Cizicus. Theophanes yang dahulu masyhur dan kaya, hidup di biara itu sebagai yang termiskin di antara yang miskin. Semua orang terheran-heran melihat perubahannya. Menjadi terkenal karena imannya yang kuat, penahanan nafsunya, dan kebijaksanaannya, ia dipanggil ke Konsili Ekumenis Ketujuh [Nicea, 783 M] di mana penghormatan terhadap ikon dikukuhkan. Karena kemurnian dan keperjakaannya, Tuhan memberikan kepadanya karunia melakukan mukjizat, yang mana ia menyembuhkan segala penyakit, khususnya gangguan mental dan kegilaan. Ia berdoa kepada Tuhan untuk semua yang sakit dan sengsara, dan melalui doanya, ia membantu mereka. Hanya ketika ia sendiri sakit dan penyakitnya berkepanjangan, ia menolak untuk berdoa kepada Tuhan untuk kesehatannya sendiri tetapi menanggung penyakitnya dengan rasa syukur. Ketika penganiayaan ikonoklastik dimulai lagi di bawah Leo si Armenia yang kejam, Theofanes dibawa ke Konstantinopel dan dilemparkan ke penjara, di mana ia menderita selama dua tahun dalam kesulitan, sakit dan penghinaan. Kemudian kaisar mengasingkannya ke pulau Samothrace, yang telah ia ramalkan lebih dulu dalam rohnya dan telah disebutkannya kepada para sipirnya. Setelah tiba di Samothrace, ia hidup selama dua puluh tiga hari dan menghadap Tuhan dan Penciptanya untuk menerima mahkota kemuliaan yang layak ia terima.
2. SIMEON SANG TEOLOG BARU YANG TERHORMAT
Pembawa Tuhan dan Bapa Gereja yang agung ini lahir di Galatia, Paphlagonia. Simeon dididik di Konstantinopel dan bertugas sebagai pegawai pengadilan untuk Kaisar Basilius dan Konstantinus Porphyrogenitus. Demi Kristus, Simeon meninggalkan semuanya demi Kristus dan mengundurkan diri ke sebuah biara. Dia menjalani hidup sebagai seorang pertapa di bawah bimbingan Tetua Simeon, setelah itu ia menjadi kepala biara di Biara Js. Mamas dan pada akhirnya menjadi seorang pertapa. Dia adalah teolog terbesar setelah Js. Gregorius sang Teolog. Simeon merasakan Anugerah Tuhan dalam hatinya. Ucapannya merupakan wahyu spiritual dan teologis yang sejati. Dia meninggal pada tahun 1032 M. Relik-reliknya memiliki kekuatan untuk melakukan mukjizat.
3. JANASUCI GREGORIUS DIALOGUS, PAUS ROMA
Adalah putra Senator Gordianus dan kemudian dirinya menjadi senator serta wali kota Roma. Setelah ayahnya meninggal, Gregorius menyerahkan dirinya untuk kehidupan rohani. Dengan kekayaannya, dia membangun enam biara di Sisilia dan yang ketujuh di kota Roma, untuk menghormati Janasuci Andreas sang Rasul, tempat dia ditahbiskan menjadi biarawan. Silvia, ibunya, masuk ke biara dan menjadi biarawati. Setelah Paus Pelagius II meninggal, Gregorius dipilih menjadi Paus. Dia lari dari kehormatan dan kekuasaan tersebut dengan bersembunyi di pegunungan dan lembah-lembah, tapi Tuhan menyingkapkannya kepada mereka yang mencarinya dengan cara berikut: sebuah tiang api muncul dari tanah ke langit di atas tempat Gregorius bersembunyi. Ia sangat dermawan. Seluruh penghasilannya digunakan untuk membangun tempat perlindungan dan rumah singgah bagi yang membutuhkan. Sering kali ia mengundang orang-orang kurang beruntung dan melayani mereka di meja makan. Dia menghabiskan waktunya untuk menulis buku-buku [inspirasional] yang bermanfaat. Ia juga disebut Dialogus karena ia menulis sebuah buku dengan nama tersebut di mana ia memuji keajaiban para janasuci Italia. Ia juga menyusun “Liturgi Prasidikara” yang dirayakan tiap hari Rabu dan Jumat pada masa Puasa Besar. Diaken agungnya, Petrus, melihat seekor merpati terbang di atas kepala Gregorius saat dia sedang duduk dan menulis. Ia menghadap Tuhan pada tahun 604 M.
RENUNGAN
Tidak ada yang bisa dengan mudah mengajar orang yang sombong, bahkan Tuhan sekalipun. Tidak ada seorang pun yang mau memberikan instruksi kepada orang yang berseru bahwa dia mengetahui segalanya. “Sebab besarlah kekuasaan Tuhan, dan oleh yang hina dina Ia dihormati.” kata Sirakh yang bijak. (Kitab Sirakh 3:20). Daud juga berbicara tentang Tuhan, “Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” (Mazmur 25:9). Orang yang sombong adalah dia yang mau mengajar semua orang dan dirinya sendiri tidak mau diajari apapun oleh siapapun. Orang yang rendah hati tidak ingin mengajari siapa pun tetapi selalu ingin belajar dari siapa saja. Batang gandum yang bulir-bulirnya kosong terangkat tinggi, sedangkan bulir-bulir yang penuh akan condong ke bawah. Wahai orang yang sombong, andai saja Malaikat Pelindungmu mau membuka tabir dari matamu dan menunjukkan betapa luasnya lautan kekosongan pengetahuanmu, kamu akan berlutut di depan setiap orang yang pernah kamu sombongi atau rendahkan. Kamu akan berteriak, “Maafkan aku, aku tidak tahu apa-apa!” Seringkali, kepada orang yang rendah hati dan taat, saat kematian mereka akan terungkap, tapi kematian orang yang sombong datang tiba-tiba dan tanpa peringatan. Js. Gregorius Dialogus bercerita tentang seorang episkop, Karpos, yang setiap hari merayakan Liturgi Ilahi, dan tiba-tiba seseorang muncul dari dunia lain dan berkata, “Teruslah melakukan apa yang kamu lakukan dalam melayani Aku dan semoga kakimu tidak pernah lelah atau tanganmu melemah. Pada hari raya Tertidurnya Bunda Allah, kamu akan datang kepada-Ku dan Aku akan memberimu upah di Kerajaan Surgawi-Ku, bersama dengan semua orang yang telah kamu doakan pada Liturgi Ilahi.” Setahun kemudian, pada hari raya Tertidurnya Bunda Allah, Episkop Karpos merayakan Liturgi Ilahi, meminta maaf dari para presbiternya, dan menyerahkan jiwanya kepada Tuhan. Wajahnya bersinar seperti matahari.
KONTEMPLASI
Merenungkan Tuhan Yesus di hadapan Pilatus:
- Bagaimana orang-orang Yahudi menuduh-Nya di hadapan Pilatus dan bagaimana Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun;
- Bagaimana Dia tidak menjawab, bahkan atas pertanyaan-pertanyaan Pilatus;
- Bagaimana Tuhan kita berbicara saat diperlukan untuk melindungi manusia dari setan, dari dosa, dari penyakit dan kematian tetapi diam ketika diminta agar Dia, Pembela Manusia, melindungi diri-Nya sendiri dari manusia.
HOMILI
Lagi, mengenai kedatangan kedua Kristus, “Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya” (Matius 25:32). Semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan Tuhan Yesus saat Ia muncul dalam kemuliaan-Nya, dikelilingi oleh Malaikat Suci, duduk di atas takhta sebagai hakim semua yang hidup dan yang mati. “Semua bangsa akan dikumpulkan,” semua, tanpa kecuali. Bukan hanya orang Yahudi yang menyiksa-Nya, bukan hanya orang Kristen yang memuliakan-Nya tetapi juga orang-orang kafir yang tidak mengenal-Nya, tidak mengakui-Nya. Karena jika Dia tidak menampakkan diri kepada semua bangsa, Dia mengutus seseorang atau memberi sesuatu kepada semua bangsa demi mengenal kehendak Tuhan dan demi keselamatan. Itulah mengapa semua bangsa harus muncul di hadapan-Nya untuk diadili. Betapa dahsyat dan megahnya pemandangan ketika semua bangsa dan suku di bumi berkumpul di hadapan Tuhan, yang lebih terang dari banyak matahari. Betapa gembiranya para martir dan pengaku iman ketika mereka melihat bagaimana, dalam massa bangsa yang tak terhitung jumlahnya ini, tidak ada satu bahasa pun yang menyangkal keilahian Tuhan Yesus! Namun, tidak akan ada nilai bagi siapa pun pada saat dan tempat itu untuk mengenali dan mengakui keilahian Tuhan kita yang agung, jika mereka menyangkal-Nya di bumi. Di sana dan saat itu, perhitungan akan diselesaikan, tidak ada keuntungan maupun kerugian. Barangsiapa yang menghadap Tuhan dengan apapun, dengan itu dia akan dihukum atau dibenarkan. Sekarang adalah waktu untuk mengakui keilahian Tuhan Yesus, sekarang, ketika banyak yang menyangkal-Nya dan ketika keilahian-Nya diragukan oleh banyak orang. Mereka yang mencintai Tuhan dan yang mempercayai semua firman-Nya akan dengan mudah mengakui ini. Karena ketika Dia mengatakan ini, apa yang harus dikhawatirkan, diragukan, atau ditunda oleh mereka yang mencintai-Nya. Ya Tuhan, Yesus Kristus, Allah kami, kasihanilah kami! Bagi-Mulah kemuliaan dan syukur selalu. Amin.
Sumber : The Prolog of Ohrid oleh Js. Nikolai Velimirovich dari Ohrid dan Zhicha
Diterjemahkan oleh : Irene W.W (23 Maret 2024)