,

Seri Prolog Ohrid 9 Maret Kalender Julian

  1. KISAH EMPAT PULUH MARTIR SEBASTEA

Mereka semua adalah tentara Romawi yang percaya teguh kepada Yesus. Ketika penganiayaan terhadap Kristen dimulai pada masa pemerintahan Licinius, mereka diadili di hadapan komandan. Ketika komandan mengancam akan mencabut kehormatan mereka sebagai tentara, salah satu dari mereka, Js. Candidus, menjawab, “Bukan hanya kehormatan sebagai tentara, tapi ambillah tubuh kami, karena tidak ada yang lebih berharga atau terhormat bagi kami daripada Kristus Allah kami.” Setelah itu, komandan memerintahkan para pelayannya untuk melempari para martir suci itu dengan batu. Ketika para pelayan melempari orang-orang Kristen dengan batu, batu-batu itu berbalik dan jatuh kembali mengenai pelayan, melukai mereka dengan parah. Salah satu batu mengenai wajah komandan dan mematahkan giginya. Para algojo, marah seperti binatang buas, mengikat semua martir suci dan melemparkan mereka ke dalam danau serta menempatkan penjaga di sekitarnya agar tidak ada yang bisa melarikan diri. Saat itu cuaca sangat dingin dan danau membeku di sekitar tubuh para martir. Agar rasa sakit dan penderitaan mereka bertambah parah, dan untuk membujuk salah satu dari mereka agar menyangkal Kristus dan mengakui berhala Roma, para penyiksa memanaskan bak mandi di tepi danau di hadapan para martir yang membeku. Memang, salah satu dari mereka tergoda. Dia keluar dari danau dan masuk ke pemandian. Dan tiba-tiba, sebuah cahaya luar biasa muncul dari surga yang menghangatkan air di danau dan tubuh para martir. Dengan cahaya itu, tiga puluh sembilan mahkota turun dari surga ke atas kepala mereka. Melihat ini, seorang penjaga di tepi danau menanggalkan semua pakaiannya, mengakui Nama Tuhan Yesus, dan masuk ke dalam danau agar dia layak mendapatkan mahkota keempat puluh menggantikan pengkhianat itu. Mahkota terakhir pun turun ke atasnya. Keesokan harinya, seluruh kota terkejut melihat para martir masih hidup. Lalu, hakim-hakim jahat memerintahkan agar bagian bawah kaki mereka dipatahkan dan tubuh mereka dilemparkan ke dalam air agar orang Kristen tidak dapat mengambilnya. Pada hari ketiga, para martir menampakkan diri kepada Petrus, episkop setempat, dan memanggilnya untuk mengumpulkan relik mereka dan mengeluarkannya dari air. Episkop dan klerusnya keluar di tengah malam dan melihat relik para martir bersinar terang di dalam air. Setiap tulang yang terpisah dari tubuh mereka mengapung ke atas dan bercahaya seperti lilin. Episkop Petrus mengumpulkan dan menguburkannya dengan hormat. Jiwa-jiwa para martir ini, yang menderita demi kita semua, pergi kepada Tuhan Yesus, dibangkitkan dengan kemuliaan. Mereka menderita dengan terhormat dan dimahkotai dengan kemuliaan yang tidak pudar pada tahun 320 M.

2. FILOMORUS YANG TERHORMAT

Dia hidup dan menyiksa diri di Galatia pada abad keempat. Dikatakan tentang dia bahwa ia sempurna dalam semua kebajikan sehingga lebih mirip malaikat daripada manusia. Ia terutama dimuliakan karena kesabarannya. Ia dianiaya oleh Kaisar Yulianus si Murtad dan menderita banyak untuk Kristus. Setelah kematian Yulianus, penganiaya Kristus yang jahat ini, Js. Filomorus hidup dengan damai, memberi manfaat kepada banyak orang. Dia meninggal pada usia delapan puluh tahun.

3. JANASUCI CAESARIUS

Janasuci Caesarius, saudara dari Gregorius Sang Teolog, yang meninggal pada tahun 369 M, juga seorang penulis teologi. Di antara hal lain, ia mencoba menjawab pertanyaan: Berapa lama Adam dan Hawa tinggal di Surga sebelum pengusiran mereka? Beberapa orang menentukan waktunya enam jam; yang lain, dua puluh empat jam; dan yang lain lagi, tiga hari. Js. Caesarius berpendapat bahwa lamanya waktu adalah empat puluh hari. “Karena,” katanya, “Tuhan kita berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun dan selama itu Ia dicobai oleh setan. Karena Adam yang lama tidak dapat menahan godaan setan dalam kelimpahan Surga, Adam yang baru dengan gagah berani menahan godaan setan di padang gurun yang lapar dan haus.”

RENUNGAN

Rahasiakan harta rohani Anda dan jangan mengungkapkannya jika tidak perlu. Lihatlah, bagaimana manusia merahasiakan dan menyembunyikan kekayaan materi mereka dan bagaimana, ketika dipaksa untuk mengungkapkan berapa banyak harta yang mereka miliki, mereka selalu menyembunyikan jumlah yang lebih besar dan hanya mengungkapkan jumlah yang lebih kecil. Sangat sedikit orang yang ingin mengungkapkan semua yang mereka miliki, dan lebih sedikit lagi mereka yang ingin mengungkapkan lebih dari yang sebenarnya mereka miliki. Dunia menganggapnya remeh dan tidak ada gunanya. Ini dengan jelas menunjukkan kepada Anda bagaimana Anda perlu menyembunyikan kekayaan spiritual Anda, yaitu, kebajikan, perbuatan baik, puasa, kewaspadaan, dan doa-doa Anda. Mengapa anak-anak bijak di dunia ini tidak memperlihatkan kekayaan materi mereka? Karena dua alasan: Agar pencuri tidak mendengarnya dan tidak menimbulkan rasa iri orang-orang jahat. Ada juga pencuri yang cemburu dan iri terhadap harta rohani. Mereka adalah roh-roh iri. Begitu engkau menyingkapkan harta rohanimu, mereka akan berusaha meremehkannya dan menyia-nyiakannya. Segera setelah Anda mengungkapkannya tanpa perlu [katakanlah, karena kesombongan, agar dipuji], mereka telah menangkapnya dan meremehkannya; dan kamu, hai orang kaya dengan harta rohani, tanpa terasa dan tiba-tiba akan menjadi orang miskin. Banyak orang yang kaya secara rohani, yaitu para janasuci, menjadikan dirinya bodoh di hadapan dunia sehingga dengan terlihat bodoh, mereka menyembunyikan kebijaksanaan dan kekuatan mereka yang besar di dalam diri mereka. Abba Isaiah menulis, “Pekerjaan baik yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi lebih berkenan di hadapan Tuhan.” Js. Nilus dari Sinai mengatakan, “Kulit tubuh yang tertutup berwarna putih, tetapi kulit yang tidak tertutup kering dan hitam.” Begitu pula dengan perbuatan baik kita yang tersembunyi dan terungkap.

KONTEMPLASI

Untuk merenungkan Tuhan Yesus di tangan musuh-musuh Allah yang berkumpul di rumah Kayafas:

  1. Bagaimana mereka semua dengan tergesa-gesa mencari saksi palsu, karena mereka ingin, dengan cara apa pun, membunuh Kristus;
  2. Bagaimana mereka meludahi wajah-Nya dan memukul wajah-Nya;
  3. Bagaimana Tuhan kita menahan semua itu dengan martabat yang tak terucapkan dan tanpa kemarahan.

HOMILI

-Tentang bertahan sampai akhir- “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 24:13). Ya Tuhan yang paling menakjubkan, Engkau telah menanggung semuanya, semuanya sampai akhir. Itulah sebabnya Engkau tidak hanya diberkati tetapi menjadi sumber berkat bagi semua orang yang menginginkan kebaikan untuk diri mereka sendiri sepanjang masa. Para rasul menanggung semuanya sampai akhir dan memasuki kekekalan yang terberkati. Para janasuci rela menanggung kesulitan dan penderitaan sampai akhir dan dimuliakan, baik di surga maupun di bumi. Para martir dengan rela menanggung semua penderitaan sampai akhir dan menjadi pewaris Kerajaan Kristus. Setiap pendiri organisasi baru merekrut pengikut untuk dirinya sendiri dengan janji akan hasil yang baik dan banyak kenikmatan, namun sengaja bungkam tentang kesulitan dan jerih payah yang harus dilalui untuk mencapai hasil dan kenikmatan tersebut. Tuhan Yesus adalah satu-satunya yang menyampaikan seluruh kebenaran kepada pengikut-Nya, baik sisi pahit maupun manis dari kebenaran tersebut. Dia tidak menjanjikan hasil tanpa pelayanan, kejayaan tanpa penderitaan, istirahat akhir tanpa jalan berduri, kemenangan tanpa perjuangan, kenikmatan tanpa kepahitan, atau kerajaan tanpa air mata dan penyangkalan diri. Meskipun Tuhan kita menyebutkan banyak kesulitan yang akan menimpa pengikut-Nya, pada akhirnya Dia tidak meninggalkan mereka tanpa penghiburan. Dia memberi makna pada penderitaan mereka dan tidak membiarkan mereka dalam kegelapan. Dia berkata, “Orang yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan.” Apa berkat yang menanti mereka yang bertahan sampai akhir yang telah Yesus ungkapkan sepenuhnya dan yang telah disaksikan sampai hari ini serta disaksikan oleh banyak orang kudus, yang entah telah muncul dalam kemuliaan kepada orang-orang beriman dari dunia lain atau mereka yang, saat masih di dunia, telah diangkat dalam roh ke visi kemuliaan dan kebahagiaan yang menanti orang-orang beriman, terpilih, dan yang bertahan? Ya Tuhan, Engkaulah kekuatan kami. Bantulah kami untuk bertahan sampai akhir dengan iman bahwa Engkau ada di sisi kami. BagiMu kemuliaan dan syukur selalu. Amin.

Sumber : The Prolog of Ohrid oleh Js. Nikolai Velimirovich dari Ohrid dan Zhicha

 Diterjemahkan oleh : Irene W.W (22 Maret 2024)

Related Posts