Orthodox Sejati Indonesia Sejati
,

Seri Prolog Ohrid 4 Maret Kalender Julian

  1. Gerasimus Yang Terhormat

Janasuci yang luar biasa dan terkenal ini pertama kali mempelajari kehidupan asketis di Thebaid Mesir. Kemudian, ia pergi ke Yordania dan mendirikan sebuah komunitas dengan tujuh puluh biarawan. Komunitas ini masih ada hingga sekarang. Ia menetapkan sebuah peraturan khusus untuk biaranya di mana para biarawan menghabiskan lima hari di sel mereka untuk merajut keranjang, tebu, dan tikar. Mereka tidak boleh menyalakan api di sel mereka. Selama lima hari, mereka hanya makan sedikit roti kering dan kurma. Para biarawan diwajibkan untuk menjaga sel mereka terbuka sehingga saat mereka keluar, siapa saja dapat masuk dan mengambil apa yang mereka butuhkan dari sel tersebut. Pada hari Sabtu dan Minggu, mereka berkumpul di gereja biara. Mereka makan bersama dengan sedikit sayuran dan anggur untuk kemuliaan Tuhan. Setiap biarawan kemudian membawa dan meletakkan di depan kaki abbas apa yang telah mereka buat selama lima hari terakhir. Setiap biarawan hanya memiliki satu jubah. Janasuci Gerasimus menjadi teladan bagi semua. Selama masa Puasa Agung, ia tidak makan apa-apa kecuali apa yang ia terima dalam Komuni Kudus. Pada suatu ketika, ia melihat seekor singa yang mengaum kesakitan karena ada duri di kakinya. Gerasimus mendekati singa tersebut, membuat tanda salib, dan mengeluarkan duri dari kaki hewan itu. Singa itu menjadi sangat jinak sehingga ia kembali ke biara bersama Gerasimus dan tinggal di sana hingga kematian sang Tetua. Ketika Gerasimus meninggal, singa itu mati karena kesedihan. Gerasimus menghadiri Konsili Ekumenis Keempat (Kalsedon, 451 M) pada masa pemerintahan Marcian dan Pulcheria. Meskipun pada awalnya Gerasimus condong ke arah bidat Monofisit Eutyches dan Dioscorus, ia adalah pembela dan pejuang Orthodoxy yang agung di Konsili tersebut. Janasuci Euthymius membujuknya untuk meninggalkan bidat tersebut. Dari semua murid Gerasimus, yang paling terkenal adalah Janasuci Cyriacus Si Pengasing. Janasuci Gerasimus meninggal pada tahun 475 M, dan dimasukkan ke dalam kebahagiaan abadi Tuhannya.

  1. Para Martir Suci Paulus dan Juliana

Paulus dan Juliana adalah saudara kandung dari Ptolemais di Phoenicia. Mereka disiksa dengan brutal demi Kristus oleh Kaisar Aurelius dan akhirnya dipenggal. Sebelum kemartiran mereka, banyak mukjizat mereka yang termanifestasi dan disaksikan oleh banyak orang kafir. Melalui mukjizat-mukjizat ini, banyak orang kafir yang berpaling pada Iman Kristen. Beberapa di antara mereka dipenggal dan menerima mahkota mereka pada tahun 273 M.

  1. Janasuci Yakobus Si Tukang Puasa

Ia hidup pada abad keenam. Ia begitu sempurna dalam menyenangkan Tuhan sehingga Yakobus dapat menyembuhkan orang yang sakit parah melalui doanya. Namun, musuh umat manusia menjerumuskannya ke dalam godaan besar. Pada suatu waktu, seorang wanita tidak bermoral dikirim kepadanya oleh beberapa pengusik. Wanita itu menyamar di hadapan Yakobus, berpura-pura menangis sambil menjerumuskannya ke dalam dosa. Melihat bahwa ia akan menyerah pada dosa, Yakobus meletakkan tangannya kiri ke dalam api dan memegangnya di sana untuk beberapa waktu hingga hangus. Melihat ini, wanita tersebut dipenuhi dengan ketakutan dan teror, bertobat dan mengubah hidupnya. Pada kesempatan lain, Yakobus tidak melarikan diri dari godaannya, tetapi malah menyerah pada seorang gadis, yang dibawa oleh orang tuanya sebagai orang gila untuk disembuhkan dari kegilaannya. Memang, ia menyembuhkannya, tetapi setelah itu, berdosalah dengannya. Kemudian, untuk menyembunyikan dosanya, ia membunuh gadis itu dan melemparkannya ke dalam sungai. Sebagaimana lazimnya, langkah dari perzinahan hingga pembunuhan tidaklah terlalu jauh. Yakobus hidup selama sepuluh tahun setelah itu sebagai seorang petobat di dalam kubur terbuka. Saat itu terjadi kekeringan besar yang menyebabkan penderitaan bagi orang dan ternak. Akibat doanya, hujan turun; Yakobus tahu bahwa Tuhan telah mengampuninya. Inilah contoh, mirip dengan Daud, betapa jahatnya iblis; yang bagaimana oleh izin Tuhan, raksasa spiritual terbesar dapat digulingkan, dan melalui penebusan dosa yang tulus dan penuh penyesalan, Tuhan, sesuai dengan rahmat-Nya, mengampuni bahkan dosa terbesar dan tidak menghukum mereka yang menghukum diri mereka sendiri.

RENUNGAN

Jika filsafat manusia mampu memuaskan manusia, mengapa para filsuf Yustinus dan Origen menjadi Kristen? Mengapa Basilius, Chrysostomos, dan Gregorius, yang di Athena mempelajari seluruh filsafat orang Yunani, menerima baptisan? Dan mengapa Agustinus yang Terberkati, yang mengenal kebijaksanaan orang Yunani dan Romawi, membuang semuanya dan mencari keselamatan dan pencerahan dalam Iman Kristus? Dan Janasuci Clemens dari Roma, yang sangat kaya dan sangat terpelajar? Dan Janasuci Katarina, yang berasal dari keluarga kerajaan dan mengetahui semua kebijaksanaan duniawi orang Mesir? Dan Putra Mahkota muda Joasaph di India, yang mengenal semua filsafat India? Dan masih banyak lagi yang terutama mencari penjelasan untuk teka-teki dunia dan pencerahan bagi jiwa mereka dalam filsafat, dan setelah itu, masuk ke Gereja dan menyembah Tuhan Kristus?

KONTEMPLASI

Untuk merenungkan Misteri Komuni sebagai kehadiran Tuhan kita Yesus di Gereja di bumi:

  1. Sebagai pemenuhan janji-Nya, ” Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20).
  2. Sebagai dukungan-Nya yang konstan kepada orang-orang beriman, kepada siapa Ia berkata, “sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5).

KHOTBAH

-Tentang Keraguan Pilatus- “Karena itu, Pilatus berusaha untuk melepaskan-Nya, namun kemudian, ia menyerahkan-Nya untuk disalibkan” (bdk. Yohanes 19:12,16). Dari mana kontradiksi ini dalam Pilatus berasal? Dari mana dualisme kehendak ini dalam satu dan orang yang sama? Ketika ia berdiri di bawah wajah yang bersinar dari Kristus, Pilatus dengan sepenuh hati ingin melepaskan Orang Adil itu. Namun, ketika kegelapan orang-orang Yahudi menguasainya, ia setuju dengan perbuatan kegelapan. Ini adalah benih [Yesus Kristus], yang jatuh di antara duri. Ketika wajah Kristus bersinar pada benih, benih itu berakar, tetapi segera setelah benih itu ditinggalkan tanpa cahaya ini, kegelapan duri-duri itu menenggelamkannya. Ketika Tuhan Yesus dengan tegas berbicara kepada Pilatus tentang Kerajaan Surga, berkata kepadanya, “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas” (Yohanes 19:11), Pilatus kemudian merasa diliputi oleh ketakutan akan Tuhan. Namun, ketika massa orang Yahudi berteriak kepada Pilatus, “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar” (Yohanes 19:12), maka Pilatus diliputi ketakutan akan raja dunia. Ketakutannya akan tubuh mengalahkan ketakutannya akan jiwanya, seperti yang terjadi sesekali, bahkan hari ini juga. Pilatus adalah murid dari kebijaksanaan duniawi. Kebijaksanaan duniawi tidak memberikan kekuatan tetapi menanamkan ketakutan. Kebijaksanaan duniawi tidak menopang jiwa tetapi tubuh. Kebijaksanaan duniawi tidak menanamkan ketakutan akan jiwa tetapi ketakutan akan tubuh dan segala yang bersifat fisik. Di sini, dalam Pilatus, kita melihat contoh yang jelas dan menyedihkan tentang jenis manusia apa yang dihasilkan dan dididik oleh kebijaksanaan duniawi, yang mengesampingkan Tuhan dan berlawanan dengan Kristus. Karakter lemah dan jiwa yang berubah-ubah Pilatus adalah gambaran, tidak hanya dari orang-orang pagan, tetapi juga dari Kristen yang lemah. Orang-orang Kristen tertentu setiap hari, tanpa disadari dan, lebih sering lagi, secara tidak sadar, untuk sementara waktu ingin menghilangkan Kristus dari naluri gelap dan jahat orang-orang Yahudi di dalam diri mereka. Kemudian, pada saat lain, mereka ingin menyerahkannya kepada naluri itu untuk disalibkan. Ini selalu terjadi ketika seorang Kristen melanggar beberapa perintah Kristus demi memenuhi beberapa keinginan fisiknya sendiri. Untuk sesaat, perintah itu menerangi hati seorang Kristen yang ragu-ragu dan lagi, untuk sesaat, kegelapan fisik menguasainya sehingga ia sepenuhnya menyerah kepadanya. Ya Tuhan yang panjang sabar, janganlah engkau memalingkan pancaran wajah-Mu dari kami walau sekejap mata pun, agar kegelapan tidak menguasai kami. Ya Tuhan tolonglah kami agar kami tetap menjadi anak-anak terang sampai akhir nanti. BagiMu kemuliaan dan syukur selalu. Amin.

Sumber : The Prolog of Ohrid oleh Js. Nikolai Velimirovich dari Ohrid dan Zhicha
Diterjemahkan oleh : Irene W.W (20 Maret 2024)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts