,

Seri Prolog Ohrid 2 Maret Kalender Julian

  1. Presbiter Martir Theodotus, Episkop Kyrenia di Pulau Siprus

Karena kebijaksanaan dan kebaikan hatinya, Theodotus terpilih menjadi episkop dan memerintah Gereja Tuhan dengan penuh cinta dan semangat. Saat penganiayaan terhadap umat Kristen dimulai pada masa pemerintahan Kaisar Licinius yang jahat, orang saleh ini diadili dan disiksa. Saat algojo Sabinus menyarankannya untuk menyangkal Kristus dan sujud di depan berhala pagan untuk menyembah mereka, Theodotus menjawab, “Andai kamu tahu kebaikan Tuhan yang kupercaya, yang karena penderitaan sementara ini, akan menjadikan aku layak mendapat hidup kekal, kamu pun akan ingin menderita seperti aku.” Para penyiksa mulai menancapkan paku ke tubuhnya, dan ia berdoa kepada Tuhan dengan rasa syukur. Menyadari ajalnya sudah dekat, Theodotus menasihati dan mengajarkan umat Kristen yang berkumpul di sekitarnya. Oleh Penyelenggaraan Tuhan, Kaisar Konstantinus pada waktu itu memproklamirkan kebebasan bagi umat Kristiani dan memerintahkan agar semua orang yang dihukum dibebaskan demi Kristus. Dengan demikian, orang kudus ini dibebaskan dan kembali ke posisinya semula di Kyrenia. Meski telah disiksa, Theodotus hidup beberapa tahun lagi. Setelah itu, ia beristirahat dalam Tuhan, kepada Siapa dia dengan setia melayani dan untuk Siapa dia menderita. Pada tahun 302 M, kehidupan duniawinya berakhir dan ia dipindahkan ke kediaman Tuhan kita.

  1. Martir Suci Troadius

Sebagai seorang pemuda, ia menderita untuk Kristus. Gregorius dari Neo-Kaesarea melihat dalam penglihatan bagaimana dengan berani Troadius menahan siksaan demi Kristus hingga ia terbunuh. Ia melihat jiwa Troadius, yang terpisah dari tubuhnya, dengan gembira bergegas menuju surga. Js. Troadius menderita dan dimuliakan pada abad ketiga.

  1. Empat Ratus Empat Puluh Martir

Mereka dibunuh oleh bangsa Lombard di Italia sekitar tahun 579 M. Js. Gregorius Dialogus menulis tentang mereka. Di satu tempat, empat puluh dari mereka dipenggal kepalanya. Di tempat lain, empat ratus dari mereka juga dipenggal, semua karena mereka menolak untuk makan korban berhala. Selain itu, keempat ratus ini menolak untuk menari di sekitar kepala kambing yang dipersembahkan kepada iblis sebagai korban oleh kaum pagan, sesuai adat bangsa Lombard.

  1. Agathon yang Terhormat

Agathon adalah seorang pertapa agung Mesir yang menjalani asketisme ekstrem pada abad kelima. Ia sezaman dengan Js. Makarius dan murid dari Js. Lot [Pertapa Mesir]. Ia berusaha keras untuk memenuhi semua perintah Tuhan kita. Salah satu saudara memujinya karena sebuah pisau kecil yang digunakannya untuk memotong semak yang digunakan untuk membuat keranjang. Mendengar pujian ini, sang janasuci dengan gembira memberikan pisau itu kepada saudara tersebut sebagai hadiah. Js. Agathon juga berkata, “Akan sangat memuaskan bagi saya jika saya bisa mengambil tubuh seorang penderita kusta dan memberikan tubuh saya kepada dia.” Bukankah ini cinta yang sempurna? Dalam Synaxarion Yunani, ia diperingati pada tanggal 8 Januari.

  1. Martir Euthalia

Euthalia kudus adalah seorang perawan dari Sisilia. Ia memiliki ibu dengan nama yang sama dan seorang saudara bernama Sermilianus. Mereka semua adalah orang-orang pagan yang belum dibaptis. Ibu Euthalia menderita pendarahan. Para martir kudus, Alphius, Philadelphus, dan Cyrinus (10 Mei), muncul kepadanya dalam mimpi dan memberitahu bahwa dia hanya akan sembuh jika dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Euthalia mengaku imannya kepada Kristus, dibaptis, dan memang sembuh. Melihat mukjizat ini, bahkan putri Euthalia dibaptis. Setelah itu, Sermilianus mulai mengejek dan menertawakan ibu dan saudara perempuannya karena iman mereka kepada Kristus. Ia mengancam mereka. Ibunya menjadi ketakutan dan melarikan diri dari rumah. Kemudian saudara laki-laki itu mulai menganiaya saudara perempuannya. Saudara perempuannya tidak takut, karena Kristus lebih berharga baginya daripada saudaranya. Ia berkata kepada Sermilianus, “Aku seorang Kristen dan tidak takut mati.” Saudara lelaki yang jahat itu kemudian mengutus seorang pelayan untuk mencemarkan nama baiknya. Ketika pelayan itu menyerang Js. Euthalia, ia kehilangan penglihatannya. Saudara lelaki yang jahat itu melihat mukjizat ini tetapi tetap keras hati. Sama seperti Kain mengejar Habel, Sermilianus mengejar saudara perempuannya, menangkapnya, dan memenggal kepalanya. Dengan demikian, perawan kudus Euthalia dinikahkan dengan karangan bunga kemuliaan abadi. Dengan contoh ini, firman Tuhan Kristus terpenuhi: bahwa Dia mendatangkan pedang ke tengah-tengah manusia, yang menyebabkan perbedaan antar hubungan darah, tetapi tidak antara hubungan keimanan. “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya” (Matius 10:34-35).

Renungan

Jika seseorang kehilangan imannya kepada Tuhan, ia akan digantikan dengan kebodohan. Dari semua kebodohan, sulit untuk mengatakan apakah ada yang lebih besar daripada ini: bahwa seseorang yang menyebut dirinya seorang Kristen dan kemudian mengumpulkan bukti-bukti menyedihkan tentang Tuhan dan kehidupan kekal dari kepercayaan dan filosofi lain. Dia yang tidak menemukan emas di antara orang kaya; bagaimana dia bisa menemukannya di antara orang miskin? Pewahyuan tentang kehidupan kekal, fakta-fakta, bukti-bukti, tanda-tanda, dan penglihatan-penglihatan nyata mengenai dunia rohani – semua ini bukan saja merupakan landasan Iman Kristiani, namun juga merupakan dinding-dindingnya, lantai-lantainya, hiasan-hiasannya, segala perabotannya, atap dan kubah bangunan megah dari Iman Kristiani. Secercah sinar dari dunia rohani menyinari setiap sabda Injil, belum lagi peristiwa-peristiwa ajaib, baik pada masa Evangelis maupun Pasca-Evangelis serta sepanjang sejarah Gereja selama dua ribu tahun. Kekristenan telah membuka lebar-lebar pintu dunia itu dengan begitu besarnya, sehingga tidak perlu lagi disebut agama, agar tidak tertukar dengan kepercayaan dan agama lain. Ini adalah sebuah wahyu! wahyu Allah!

Kontemplasi

Merenungkan Tuhan Yesus Kristus pada Perjamuan Kudus:

  1. Bagaimana Dia telah memberitahu para murid-Nya bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianati Dia;
  2. Bagaimana setelah semua yang Dia lakukan untuk Yudas dan setelah mencuci kakinya serta menunjukkan bahwa Dia mengetahui niat pengkhianatannya, Yudas tetap keras kepala dalam pikirannya untuk menjual Gurunya dan jiwanya demi perak;
  3. Bagaimana Tuhan kita bersedih atas kehancuran dan kejatuhan Yudas seperti dengan kehancuran dan kejatuhan pengkhianat-pengkhianat lainnya dan pengkhianat Gereja-Nya sepanjang zaman hingga akhir, yang semuanya telah Dia prediksi melalui Roh-Nya yang Maha Melihat.

Homili

Tentang Bapa dan Putra: “dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 12:45). Barangsiapa melihat cahaya juga melihat matahari di baliknya. Karena, bisakah seseorang melihat matahari dan bukan cahayanya? Jika matahari tidak memancarkan cahayanya, tidak satupun dari kita yang akan tahu tentang matahari. Seluruh pengetahuan kita tentang matahari, kita terima dengan bantuan sinar cahaya yang datang dari matahari itu sendiri. Tidak ada yang pernah melihat matahari dengan bantuan cahaya lain, selain yang berasal dari matahari itu sendiri. Demikianlah kita mengenal Sang Bapa dengan bantuan Sang Putra. Barangsiapa tidak tahu tentang Sang Putra tidak dapat mengenal Sang Bapa. Barangsiapa mengenal Anak, mengenal Bapa. Barangsiapa melihat Anak, juga melihat Bapa. Allah tidak dapat dikenal tanpa Terang-Nya yang datang di antara manusia. Terang Bapa adalah Anak. “Akulah Terang” (Yohanes 8:12), kata Kristus. Terang itu bersinar dalam kegelapan! Dunia fisik akan sepenuhnya dalam kegelapan jika tidak ada cahaya dari matahari. Dunia rohani dan moral serta seluruh kehidupan umat manusia akan dalam kegelapan jika tidak ada Terang yang berasal dari Bapa. Terang itu adalah Kristus Tuhan. Sungguh, saudara-saudaraku, tidak ada terang sejati yang menerangi Keberadaan Allah seperti terang Kristus Tuhan. Barangsiapa melihat Dia, melihat Tuhan. Barangsiapa tidak melihat Dia, berada dalam kegelapan. Ya Tuhan, Putra Allah, selalu bantu jiwa kami untuk melihat Engkau, dan melalui Engkau, Bapa SurgawiMu dan Sang Penghibur, Roh Kudus, Tritunggal, satu dalam esensi dan tidak terbagi. Kepada-Mu lah kemuliaan dan syukur selalu. Amin.

Sumber : The Prolog of Ohrid oleh Js. Nikolai Velimirovich dari Ohrid dan Zhicha
Diterjemahkan oleh : Irene W.W (19 Maret 2024)

Related Posts