Orthodox Sejati Indonesia Sejati
,

Terang Hari Ini : Rabu,19/6 Maret 2025


Bacaan : Kejadian 7:6-9


BERJALAN DALAM KETAATAN DI TENGAH ARUS DUNIA

“Nuh berumur enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi bumi. Nuh dengan anak-anaknya dan istrinya serta istri anak-anaknya masuk ke dalam bahtera karena air bah itu. Dari binatang yang tahir dan yang tidak tahir, dari burung-burung dan segala yang merayap di bumi, datanglah sepasang demi sepasang kepada Nuh ke dalam bahtera, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh.” (Kejadian 7:6-9)
Kisah Nuh bukan hanya sejarah masa lalu, tetapi juga cermin bagi kehidupan kita saat ini. Di zaman modern, kita hidup dalam dunia yang penuh godaan dan tekanan untuk mengikuti arus budaya yang jauh dari nilai-nilai Kristiani. Sama seperti Nuh yang hidup di tengah generasi yang bejat (Kejadian 6:5), kita pun menghadapi tantangan serupa—dunia yang mengabaikan Tuhan, menolak kebenaran, dan menganggap iman sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman.


Js. Yohanes Krisostomos mengingatkan kita:
“Ketika seluruh dunia hidup dalam kejahatan, hanya satu orang yang berani hidup benar, dan Tuhan menyelamatkannya. Jangan takut menjadi berbeda dari dunia, sebab berjalan bersama Tuhan lebih baik daripada mengikuti banyak orang ke dalam kehancuran.” (Homili tentang Kitab Kejadian)


Hari ini, “air bah” mungkin tidak berbentuk hujan deras, tetapi bisa berupa arus konsumerisme, budaya individualisme, relativisme moral, dan berbagai godaan yang menggerus iman. Kita diajak untuk masuk ke dalam “bahtera” keselamatan, yaitu hidup dalam pertobatan, doa, dan ketaatan kepada Tuhan.

Masa Puasa Prapaskah adalah kesempatan bagi kita untuk bertanya: Apakah kita sedang membangun bahtera iman yang kokoh, atau justru hanyut dalam arus dunia?

Js. Basilius Agung juga berkata:
“Seperti bahtera melindungi Nuh dari air bah, demikian pula Gereja dan kehidupan rohani melindungi kita dari gelombang kejahatan zaman ini. Tetapi kita harus masuk ke dalamnya, bukan hanya melihatnya dari jauh.” (Homili tentang Puasa)
Banyak orang di zaman ini mencari kebahagiaan di luar Tuhan—dalam harta, ketenaran, atau kesenangan duniawi. Tetapi kita dipanggil untuk percaya bahwa jalan Tuhan, meskipun sulit dan bertentangan dengan arus dunia, adalah satu-satunya jalan menuju kehidupan sejati.
Hari ini, mari kita bertanya pada diri sendiri: Dalam hal apa kita sedang menghadapi tekanan dunia? Apakah kita berani masuk ke dalam “bahtera” ketaatan, atau kita masih ragu? Semoga kita memilih untuk setia, seperti Nuh, dan percaya bahwa Tuhan akan memimpin kita kepada kehidupan yang kekal. (Pater Greg)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts