Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh
Para Romo, Saudara-saudara dan Saudari-saudariku, serta Anak-anak Rohaniku semuanya, dari semua hawanafsu ada dua yang khususnya kejam dan menyedihkan: syahwat dan kelambanan, yaitu: kemalasan, ketika mereka ini menguasai’ jiwa dan melemahkannya. Keduanya ini sangat terkait secara dekat, dan tercampur-aduk secara bersama; itulah sebabnya mengapa alangkah sulitnya untuk bergumul dengan mereka serta mengalahkannya; mendapatkan kemenangan secara total atas mereka bahkan tidak mungkin bagi kita. Syahwat itu tumbuh subur dalam kekuatan hasrat daripada jiwa, tetapi itu merangkul dua-duanya dari kodrat kita yang bersifat ganda ini – jiwa/roh dan tubuh – menyebarkan rasa gairah kecentilannya keseluruh anggota tubuh kita. Kelambanan itu, mencengkeram pikiran – penguasa diri kita – menyebar seperti rumput liar beracun yang menggatalkan atas seluruh jiwa dan tubuh dan membuat seluruh keberadaan kita menjadi malas dan diperlemah, seolah-olah kita diserang oleh kelumpuhan. Meskipun syahwat dan kelambanan ini tidak dapat dikalahkan secara total sebelum kita mencapai ketidak-melekatan dan keter-sapih-an dari hawanafsu yang terberkati itu, namun demikian mereka dapat diusir ketika jiwa, melalui doa yang mendalam dan sungguh-sungguh, menerima daya-kekuatan dari Roh Kudus, yang memberikan kepadanya penghiburan, kekuatan, dan keteduhan yang mendalam, dan menggembirakan jiwa itu rehat dari tirani kedua hawanafsu itu di dalam hati. Hawanafsu syahwat itu adalah sumber-asalnya, nyonya dan ratu dari semua gairah kecentilan, gairah kecentilan yang paling bergairah dari semua kegairahan ini, dan pendampingnya yaitu kemalasan, membawa masuk semua kekuatan si musuh kedalam jiwa, dan merupakan kendaraan perangnya yang tak terkalahkan. Sungguh celakalah kita, semua hawanafsu yang lain menimpakan deritanya pada kita melalui dua hal ini.
Semoga Allah, Bapa kita, di dalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia Tuhan kita Yesus Kristus, oleh Kuasa dari RohNya yang Kudus, memberkati kita dengan kekuatan batin untuk dapat mengusir keluar kedua hawanafsu itu, sehingga oleh energi Ilahi ya di dalam Roh Kudus kita dapat mencapai derajat batin yang terlepas dari kemelekatan pada hawanafsu dan tersapih, seperti bayi yang lepas susu, daripadanya. Amin
Arkhimandrit Romo Daniel Byantoro

Leave a Reply