Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh.

Para Romo, Saudara-saudara serta Saudari-saudariku dan Anak-anak Rohaniku semuanya, kehangatan rohani dalam hati itu sedapat mungkin harus dipertahankan.Dasar dari kehangatan rohani dalam batin itu adalah kerendahan hati. Segera ketika kerendahan hati makin berkurang, maka kebekuan dan kedinginan dalam batin akan masuk. Karena jikalau jiwa itu mulai menganggap dirinya itu sebagai sesuatu yang penting, langsung Tuhan akan menarik hadiratNya dari dalamnya, dan dengan ditinggalkan sendiri tanpa hadirat Tuhan di dalamnya, maka jiwa itu akan menjadi dingin. Karena bukan hanya dengan mulut saja kita dapat berkata ” Aku ini bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa” tetapi kita harus merasakan ke bukan- apa-apaan itu di dalam hati. Maka Tuhan itu akan selalu berada di dalam hati itu, yaitu Dia yang menciptakan dan telah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan itu. Tuhan akan memberikan kehangatan rohani dalam hati kita, tetapi harus melakukan bagian yang harus kita lakukan juga. Apakah bagian yang harus kita lakukan itu? Kerandahan-hati dan perhatian yang terpusat, dan suatu penyerahan diri yang disertai rasa derita kepada Allah di kedalaman hati kita, yang terus-menerus tanpa henti apapun yang mungkin kita lakukan atau kita katakan, entahkah kita sedang duduk atau bergerak kian-kemari, baik di rumah atau di dalam Gereja. Kiranya Allah mengaruniakan kita hikmat, melalui apa yang kita lakukan itu, sambil terus-menerus giat membaca Kitab Suci, tulisan-tulisan para Bapa Suci, dan meresapi semua yang berguna, serta menerapkan nya kepada hidup kita dan kepada jiwa kita.
Kiranya Allah, Bapa kita, di dalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia, Tuhan kita Yesus Kristus, oleh kuasa RohNya yang Kudus, memberikan Kasih-Karunia kita untuk dapat menjalankan apa yang menjadi bagian kita, agar kehangatan rohani itu tetap tinggal di dalam hati kita. Amin.

Romo/Abuna Daniel Byantoro