Gamaliel


Js. Gamaliel, juga disebut Tetua Gamaliel atau Rabbi Gamaliel I (Ibrani: הלל הזקן; Yunani: Γαμαλιήλ ο Πρεσβύτερος), adalah seorang Farisi yang merupakan otoritas terkemuka di Sanhedrin, seorang pengajar Hukum Taurat (Kisah Para Rasul 5:34-40), dan guru dari Js Paulus (Kisah Para Rasul 22:3). Hari peringatan pemindahan reliknya dirayakan pada tanggal 2 Agustus.

Kehidupan
Gamaliel adalah cucu dari guru besar Yahudi Tetua Hillel, dan meninggal dua puluh tahun sebelum kehancuran Bait Suci Kedua di Yerusalem (70 M). Ia memiliki seorang putra, yang ia beri nama Simeon, seperti ayahnya, dan seorang putri, yang putrinya (yaitu, cucu Gamaliel) menikah dengan seorang imam bernama Simon ben Nathanael. Dalam Talmud, Gamaliel ini menyandang, seperti kakeknya Hillel, gelar “the Elder (tetua)”, dan merupakan orang pertama yang diberi gelar “Rabban“, “guru kita”. Dia muncul di sana, seperti dalam buku Kisah Para Rasul, sebagai anggota terkemuka dari pengadilan tertinggi orang Yahudi, dan juga diperlakukan sebagai pencetus dari banyak peraturan hukum. Nama Gamaliel adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani yang berarti ‘ganjaran dari Allah’.

Pengaruh terhadap Para Rasul
Kisah Para Rasul memperkenalkan Gamaliel sebagai seorang Farisi dan pengajar Hukum Musa yang terkenal. Dalam bagian ini, Petrus dan para Rasul lainnya digambarkan sebagai orang yang dianiaya oleh Sanhedrin karena terus mengkhotbahkan Injil, meskipun sebelumnya otoritas Yahudi telah melarangnya. Bagian ini menggambarkan Gamaliel sebagai orang yang mengajukan argumen menentang pembunuhan para rasul, mengingatkan Sanhedrin tentang pemberontakan sebelumnya, yang didasarkan pada kepercayaan bahwa individu-individu seperti Theudas dan Yudas dari Galilea adalah mesias yang dinubuatkan, dan yang telah runtuh dengan cepat setelah kematian individu-individu tersebut. Menurut Kisah Para Rasul, otoritasnya dengan orang-orang sezamannya begitu besar sehingga mereka menerima nasihatnya, terlepas dari betapa tidak disukainya nasihat itu. Argumen penutup Gamaliel kepada mereka adalah:


“sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap,  tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.”

Kitab Kisah Para Rasul kemudian mengisahkan Paulus dari Tarsus sebagai seorang yang “dididik di bawah Gamaliel” tentang hukum agama Yahudi, meskipun tidak ada rincian yang diberikan tentang ajaran Paulus mana yang diadopsi dari Gamaliel, dan karenanya seberapa besar Gamaliel memengaruhi aspek-aspek Kekristenan.

Sebagai Seorang Kristen
Tradisi gerejawi menyatakan bahwa Gamaliel telah memeluk iman Kristen dan sikap toleransinya terhadap orang-orang Kristen mula-mula dijelaskan oleh hal ini. Menurut Photius the Great, ia dibaptis oleh Js Petrus dan Js Yohanes, bersama dengan putranya, dan Nikodemus. Sastra Clementine menyarankan bahwa ia merahasiakan konversinya dan terus menjadi anggota Sanhedrin untuk tujuan membantu orang-orang Kristen sesamanya secara diam-diam.

Pemakaman Js Stefanus, Nikodemus, dan Abibas
Ketika orang-orang Yahudi membunuh Js Stefanus dengan cara melempari dia dengan batu, mereka meninggalkan tubuhnya untuk dimakan anjing. Namun, Penyelenggaraan Tuhan menghendaki sebaliknya. Tubuh martir itu terbaring di tempat terbuka di kaki bukit kota selama satu malam dan dua hari. Malam kedua Gamaliel, guru Rasul Paulus dan diam-diam seorang murid Kristus, datang dan memindahkan tubuh itu dan membawanya ke Caphargamala di tanah miliknya dan di sana ia memakamnya dengan hormat di sebuah gua. Gamaliel juga memakamkan temannya Nikodemus yang meninggal sambil menangis di atas kuburan Stefanus di gua yang sama. Gamaliel juga memakamkan putranya yang telah dibaptis, Abibas, di sana, dan sesuai dengan kehendaknya, ia juga dikuburkan di sana. Sejak saat itu, berabad-abad berlalu dan tidak ada orang yang hidup yang tahu di mana tubuh Js Stefanus dimakamkan.

Penemuan Relik Js Gamaliel
Pada tahun 415 Masehi, pada masa pemerintahan Patriark Yohanes dari Yerusalem, Gamaliel muncul tiga kali dalam mimpi Lucianus, seorang presbiter di Caphargamala. Gamaliel menceritakan segala sesuatu tentang pemakaman keempat orang kudus itu, menunjukkan kepadanya tempat yang tepat dari kuburan mereka yang terlupakan. Dia muncul sebagai seorang pria yang tinggi dan terhormat dengan janggut putih yang panjang; dia mengenakan pakaian putih yang dihiasi emas dan bertanda salib, dan memegang tongkat emas di tangannya.

Gamaliel memanggil Rm. Lucianus dengan namanya tiga kali, kemudian menyuruhnya pergi ke Yerusalem dan memberi tahu Patriark Yohanes untuk membuka makam tempat reliknya dan relik tiga orang kudus lainnya dimakamkan. Imam itu bertanya kepada orang asing itu tentang siapa dia. “Aku Gamaliel, yang mengajar Rasul Paulus dalam Hukum Taurat,” jawabnya. Kemudian dia memberi tahu imam itu di mana menemukan relik Js Stefanus. Dia juga mengungkapkan bahwa dia telah mengambil tubuh Js Stefanus dan meletakkannya di makamnya sendiri setelah terbaring terbuka selama sehari dan semalam. Js Gamaliel juga menyebutkan bahwa Js Nikodemus dimakamkan di tempat yang sama. “Aku menerima dia ke rumahku di pedesaan,” katanya, “dan menjaganya di sana sampai akhir hayatnya. Setelah kematiannya, aku memakamkannya dengan khidmat di dekat Stefanus.” Js Gamaliel memberi tahu romo itu bahwa dia dan putranya yang berusia dua puluh tahun, Abibas, juga dimakamkan di sana.

Rm. Lucianus tidak berani langsung mempercayai penglihatan ini karena jangan-jangan itu adalah penampakan dari Si Jahat. Namun ketika Js Gamaliel muncul kembali dan memerintahkannya untuk mematuhi arahannya, dia mematuhinya. Seorang rahib bernama Migetius juga mendapat penglihatan tentang Js Gamaliel dan memberi tahu Rm. Lucianus untuk mencari relik di tempat bernama Debatalia. Dengan restu patriark, Rm. Lucianus pergi bersama sekelompok orang dan menggali empat makam. Gamaliel telah memberitahunya dalam mimpi makam siapa saja yang ditemukan itu. Ketika relik-relik itu ditemukan, aroma harum semerbak dari relik-relik para kudus memenuhi seluruh gua.

Relik Js Stefanus kemudian dengan khidmat dipindahkan ke Yerusalem dan dimakamkan dengan hormat di sana, dan relik tiga orang kudus lainnya dipindahkan ke sebuah bukit di atas gua tersebut dan ditempatkan di sebuah gereja. Hari itu, banyak mujizat kesembuhan terjadi oleh karena relik Js Stefanus.

Pada tahun 428 Masehi, relik Js Stefanus, Gamaliel, Abibas, dan Nikodemus dipindahkan dari Yerusalem ke Konstantinopel dan ditempatkan di gereja diakon kudus Laurensius.

Sumber : https://orthodoxwiki.org/Gamaliel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *