Melintasi Pulau, Menyatukan Iman: Cerita Penahbisan Presbiter Yahya

Tangerang, Banten – Dalam suasana yang penuh khidmat, Gereja Orthodox Js. Petrus-Paulus di Tangerang, Banten, menjadi saksi sejarah penting bagi komunitas Gereja Orthodox Indonesia (GOI). Pada rangkaian ibadah Liturgi Suci yang berlangsung mulai Jumat, 8 Maret hingga Minggu, 10 Maret 2024, Bp. Yahya Ludiawan menerima tahbisan dalam tiga tingkatan: sebagai Hipo Diakon, Diakon, dan akhirnya Presbiter. Upacara yang dipimpin oleh Yang Mulia Episkop Daniel dari Nikopolis ini menandai pengakuan resmi terhadap Presbiter Yahya sebagai pemimpin spiritual bagi Komunitas Orthodox Js. Nabi Daniel di Kota Manokwari.

Selama empat tahun menjadi umat Orthodox di Manokwari, Presbiter Yahya telah menunjukkan dedikasi dan komitmen yang kuat terhadap pengembangan komunitas GOI di wilayah tersebut. Sebagai seorang presbiter yang menikah, keputusannya untuk menerima tahbisan didorong oleh beberapa faktor penting, yang mencerminkan kepedulian mendalam terhadap kebutuhan spiritual komunitasnya. Jarak yang jauh dari pusat kegiatan gereja, kekhawatiran akan ketiadaan pelayanan rohani dalam situasi darurat, dan tantangan dalam memenuhi persyaratan keanggotaan dalam Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGPP) adalah beberapa di antaranya. Dukungan dari komunitas pun menjadi faktor penting dalam keputusan ini.

Kehidupan pribadi Romo Yahya juga mencerminkan keragaman dan kesatuan dalam keimanan. Menikah dengan Presbitera Anna Emi, mereka dikaruniai dua anak, Daniel Setiawan, yang berwirausaha di bidang kuliner, dan Irene Ruth Cinthya, yang sedang menempuh pendidikan di Malang. Keluarga Romo Yahya, meskipun awalnya ada kekhawatiran bahwa tugas pelayanan dapat mengurangi waktu untuk pekerjaan lain, mereka akhirnya menemukan pemahaman dari nilai-nilai yang diajarkan dalam 1 Timotius 6:8, tentang pentingnya kehidupan yang cukup dan berpusat pada kebutuhan dasar.

Latar belakang etnis Romo Yahya yang berakar dari Madura dan Jawa, serta pernikahannya dengan Presbitera Anna Emi dari Toraja, menambah kekayaan dan keberagaman dalam pelayanan yang beliau jalankan. Tahbisan Romo Yahya tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi keluarganya dan komunitas lokal tetapi juga bagi perkembangan Gereja Orthodox di Indonesia. Ini menandai komitmen berkelanjutan GOI dalam memenuhi kebutuhan spiritual umatnya, sekaligus memperkuat pondasi parokia dan komunitas Orthodox di Indonesia melalui kepemimpinan yang berdedikasi dan inklusif.

Oleh : Irene W.W (10 Maret 2024)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *