FGD “Justice for Next Generation”: Perwakilan GOI Hadir untuk Membahas Integrasi Perlindungan Anak

Jakarta, 27 November 2023 – Perhimpunan Profesi Hukum Kristiani Indonesia (PPHKI) dan Jaringan Peduli Anak Bangsa (JPAB) telah mengumumkan agenda Focus Group Discussion (FGD) yang akan membahas “Mengintegrasikan Perlindungan Anak dalam Gereja: Perspektif Hukum, Alkitab, dan Praktik Gereja”. Acara yang sangat dinanti ini dijadwalkan pada hari Senin, 27 November 2023, di Gedung Trust Building, Jakarta Pusat.

Dalam pertemuan penting ini, Romo Yakobus Jimmy S.Mboe, Ketua Gereja Orthodox Indonesia, diwakili oleh Bp. Andreas Bowo Swasono selaku Divisi Pendidikan Dasar dan Menengah dan Sdr. Yohanes Jandry Luhukay selaku Bidang Hukum. Mereka telah berbagi pandangan dan mewakili komitmen gereja dalam penguatan hukum untuk anak-anak.

FGD ini mengulas materi yang kaya dan informatif. John Pattiwael, S.H, memaparkan tentang keadilan hukum bagi anak, menyoroti benturan antara hukum dan budaya serta implikasinya bagi anak Indonesia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berkontribusi dengan pedoman “Gereja Ramah Anak” yang dirancang untuk membantu gereja menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk anak-anak. Sementara itu, Justitia Vox Dei Hattu menambahkan perspektif Alkitab dalam memperlakukan anak-anak sebagai subjek teologis yang penting.

Diskusi ini tidak hanya mengedepankan aspek hukum dan pedoman praktis tetapi juga mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Alkitab dapat diintegrasikan dalam advokasi dan praktik perlindungan anak di lingkungan gereja. Kehadiran para ahli dan pembicara ini merupakan langkah maju dalam memastikan bahwa gereja di Indonesia tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak anak.

FGD terbuka bagi para pemangku kepentingan yang berminat dalam pendidikan dan hukum terkait anak, serta bagi komunitas gereja yang ingin berkontribusi aktif dalam advokasi perlindungan anak. Dengan memadukan keadilan hukum, pedoman “Gereja Ramah Anak”, dan interpretasi Alkitab yang inklusif, diharapkan gereja dapat memainkan peran kunci dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus bangsa.

Acara ini menjanjikan menjadi sebuah forum dialog yang produktif, berorientasi pada tindakan nyata yang akan membentuk landasan bagi gereja dan masyarakat untuk bekerja sama demi kesejahteraan anak-anak. Kegiatan ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang inklusif dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *